Anehnya Islam Arab
Di tempat ini banyak banget perempuan bercadar, laki-laki berjenggot dan bercelana cingkrang, tapi keadaan aman, damai, tentram, dan bahagia.
Tak ada makian, tak ada celaan satu sama lain, tak ada mata pelototan.
Duduk dan berdiri beriringan. Imam sholatnya bermadzhab Hambali, makmumnya Syafi'i, Maliki, Hanafi, Islam Nusantara, Islam China, dan lain-lain.
Imamnya tidak pakai qunut subuh, makmumnya tidak ada yang protes. Hidup beriringan saling mengerti dan menghargai.
Imamnya tidak membaca bismillah dengan keras sebelum membaca Al Fatihah dalam sholat. Tak ada yang komplain dan protes. Makmumnya ya jalan terus penuh semangat.
Makmumnya berbeda-beda. Ada yang tidak pakai duduk tawaruk dalam sholatnya, ada yang nempel kaki jamaah dengan yang lain, ada yang kakinya renggang, ada yang habis tidur lelap dia langsung bangun untuk sholat tanpa wudlu dulu. Semuanya hidup beriringan tanpa mencela dan berantem dengan yang lain.
Banyak perempuan yang sholat telapak kakinya keliatan, banyak pula yang tertutup rapat dari atas sampai bawah. Tidak pernah yang bercadar misuh-misuh menyesatkan yang lain, begitupun sebaliknya.
Ada yang bilang, Islam Arab itu galak, suka mbunuh, suka ngapir-ngapirin orang yang berbeda pendapat.
Ah. Disini tidak ada yang begitu. Disini siapa saja orang boleh masuk ikut sholat. Siapa saja disambut sebagai tamu. Siapapun bisa berdampingan dan beriringan.
Selagi ia muslim, selamat datang di tanah suci.
Ya. Disini. Di Mekkah. Arab Saudi.
#CeritaDariSaudi
Budi Marta Saudin
Komentar
Posting Komentar