Muslimah itu mulia dengan Berjilbab

Kapankah wanita mulai Berhijab? 

 Imam Ahmad pernah ditanya,  Kapan seorang wanita harus menutupi kepalanya(Berjilbab)  dihadapan anak kecil laki-laki? Beliau Berkata : Jika ia telah berusia sepuluh tahun,  dimana ia dipukul untuk melaksanakan sholat dan berakal,  maka ia pun kepalanya jika anak itu telah berusia sepuluh tahun (Ahkamun Nisa : 52)

Saudariku Ukhti muslimah.... 

ketahuilah bahwa hukuman yang pertama kali dibumi  adalah ketika ditanggalkan nya pakaian atau terbukanya aurat seperti yang terjadi oleh Nabi Adam Alaihissalam dan Ibunda Hawa, Allah Azza Wajalla Berfirman

فَأَكَلَا مِنۡهَا فَبَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَ ٰ⁠ تُهُمَا وَطَفِقَا یَخۡصِفَانِ عَلَیۡهِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِۚ وَعَصَىٰۤ ءَادَمُ رَبَّهُۥ فَغَوَىٰ

Lalu keduanya memakannya, lalu tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan telah durhakalah Adam kepada Tuhannya, dan sesatlah dia.
(Surat ThaHa 121) 

Syaikh Bin Baz berkata : Bahwa seorang wanita yang tidak menutup auratnya (sesuai syariat),  adalah sebagai bukti kemarahan Allah terhadapnya,  Karena saat Allah marah kepada Adam dan Hawa,  Maka Allah menanggalkan pakaian keduanya dan mempertontonkan auratnya

Tentu kita mungkin pernah menyaksikan atau mendengar,  bahwasanya ada sebagian wanita yang menanggalkan pakainnya itu menganggap ini suatu bentuk kebanggaan, dan kemajuan, atau juga bentuk modernisasi,  tentu ini adalah suatu kedustaan, ini adalah hal yang aneh. karena pada zaman Jahiliyah dahulu, para wanita yang merdeka mereka tertutup auratnya,  berbeda dengan seorang budak mereka terbuka auratnya. maka jika sekarang ini,  mereka berbangga dengan membuka aurat maka itu  seperti budak.

Saudariku,  bahwasanya perlu kita ketahui dengan terbukanya aurat, maka ini adalah suatu tujuan yang dibisikkan oleh iblis,  dan merupakan tujuan yang utamanya. Allah Azza wa Jalla berfirman

یَـٰبَنِیۤ ءَادَمَ لَا یَفۡتِنَنَّكُمُ ٱلشَّیۡطَـٰنُ كَمَاۤ أَخۡرَجَ أَبَوَیۡكُم مِّنَ ٱلۡجَنَّةِ یَنزِعُ عَنۡهُمَا لِبَاسَهُمَا لِیُرِیَهُمَا سَوۡءَ ٰ⁠ تِهِمَاۤۚ إِنَّهُۥ یَرَىٰكُمۡ هُوَ وَقَبِیلُهُۥ مِنۡ حَیۡثُ لَا تَرَوۡنَهُمۡۗ إِنَّا جَعَلۡنَا ٱلشَّیَـٰطِینَ أَوۡلِیَاۤءَ لِلَّذِینَ لَا یُؤۡمِنُونَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
(Surat Al-A'raf 27) 

Perlu menjadi pertanyaan buat Ukhti Apakah Ukhti ingin ditipu oleh setan?  dengan propaganda yang indah dari syetan?  maka ayat ini adalah bentuk peringatan dari Allah kepada seorang muslimah

Hasan bin Shalih rahimahullah berkata, “aku pernah mendengar Syetan berkata kepada wanita, “engkau adalah setengah dari pasukanku, engkau adalah anak panah yang kuluncurkan dan aku tidak pernah salah sasaran. Engkau adalah penyimpan rahasiaku dan engkau adalah utusanku jika aku membutuhkannya

Dari Sahabat Abdullah bin ‘Umar Radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam juga pernah bersabda  

المرأة عورة و إنها إذا خرجت استشرفها الشيطان
“Wanita itu aurat, dan sesungguhnya bila ia keluar maka syaithan akan menghiasinya.”

(HR. At-Tirmidzi : 1173, At-Thabrani dalam Al-Awsaath no. 3036, sanadnya shahih, para perawinya tsiqaat selain Ibraahiim bin Hisyaam Al-Baghawi,  Silsilah Al-Ahaadits As-Shahihah no. 2688)

Syaikh ‘Ali Al-Qaari rahimahullah menerangkan:

أي زينها في نظر الرجال و قيل أي نظر إليها ليغويها و يغوي بها
“Yakni syaithan menghiasi wanita tersebut di mata lelaki yang melihatnya (untuk menggodanya), dan ada juga yang mengatakan syaithan melihat kepada wanita itu untuk menyesatkan dirinya dan menyesatkan orang oleh sebab dirinya”. 
(Al-Mirqaah 3/411)

Sungguh benar apa yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku, fitnah (godaan) yang lebih besar bagi lelaki melainkan wanita”
 (HR. Bukhari no. 5096, Muslim no. 2740).

Maka hendaknya seorang muslimah yang sudah berhijab untuk menjaga diri, mempunyai rasa malu,  menundukkan pandangan,  menjauhi tempat fitnah,  menutupi perhiasannya,   menjaga akhlaqnya, dan menjaga suaranya dari tingkah lakunya untuk  menonjolkan diri dan berkata lembut didepan laki-laki,  karena ini bentuk senjata setan untuk memperdayai laki-laki, sehingga laki-laki akan rusak agamanya,  syetan juga akan menjadikan lebih indah di depan mata laki-laki yang bukan mahramnya,  tentu ini suatu dosa yang perlu ukhti hindari

Ketika hal ini dihindari,  Maka tercapailah tujuan dari firman Allah: "Dengan demikian, mereka lebih mudah untuk dikenal (sebagai wanita baik-baik), oleh karena itu mereka tidak diganggu."

Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu berkata:
Tiada ibadah kepada Allah (yang lebih agung) yang dikerjakan oleh seorang wanita , seperti (beribadah) dengan Taqwa kepada Allah dan Berdiam di rumahnya.(Tafsir As-Sam'ani 4/279)

Seorang wanita yang berjilbab,  hendaklah berbangga diri dengan hal ini, jangan malu terhadap hal kebaikan,  maka sehendaknya Ukhti bersabar dalam kemuliaan dan terus bersabar berjuang dijalan Allah.

Jangan sampai Ukhti Menjadi santapan para lelaki lelaki yang bukan mahramnya, sehingga lelaki akan rusak agamanya,  dan jangan juga ukhti merendahkan saudari muslimah lainnya yang ingin berhijrah,  bantulah dan ajaklah saudarinya untuk berhijrah.

Ingatlah, wahai Ukhti bahwasanya, ketika auratnya terbuka misalnya rambutnya terlihat,  ia akan dicatat sebagai amal yang buruk diakhirat,  tentu ini akan mengundang azab yang pedih di akhirat,  apalagi ketika dia mengumbar kecantikan dan auratnya di medsos,  maka hendaklah seorang muslimah yang baik, menjaga diri dari meng-upload foto di medsos, karena itu dapat menjadi celah bagi syaithan untuk menghias foto tersebut di mata lelaki yang bukan mahram saat melihatnya. Dan tujuan hijab yang ia kenakan untuk menjaga dirinya berarti tidak terealisasi dengan sempurna.

Tentu kita melihat zaman sekarang, para wanita dengan bangganya menampilkan kecantikan dan auratnya,  dalam Islam,  Hal ini tentu tidaklah baik bagi seorang muslimah dan tidak layak ditiru,  Seperti contoh kita melihat  wanita yang dijadikan bintang iklan ataupun artis,  dan Kemudian dilihat oleh jutaan orang,  Setiap orang menikmati terhadap kecantikannya atau auratnya, semakin banyak yang melihat dan tergiur dengan wanita,  semakin banyak lelaki yang mengkhayalkanmu,  semakin besar hasratnya kepadamu, maka dia akan ditimpa dosa yang menumpuk,  dan menjadikan dosa jariyah (dosa mengalir). Sungguh kecantikan dan keindahanmu terlalu berharga untuk dinikmati mata-mata liar sosial media.  Kecantikan akhlaq itu lebih berharga dari kecantikan karena bedak,  karena kecantikan karena akhlaq bersifat selamanya,  kecantikan yang tidak akan pernah luntur

Syaikh Abdurrazaq Hafizhahullah berkata : Hukum asal pada seorang wanita adalah bersikap sopan/pemalu bahkan dihadapan para wanita lainnya.

Umar Bin Khattab Radhiallahu anhu pernah berkata : sejelek-jeleknya wanita adalah yang menampakkan dirinya kepada lelaki asing dan tidak malu terhadap mereka  (Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah  : 32/503) 

Saudariku,  Siapakah yang menyuruh ukhti berjilbab?  Dialah Allah Yang Maha Suci lagi Maha Mulia,  Ingatlah Firman Allah Azza Wajalla Dalam surat Al-Ahzab : 59

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّبِیُّ قُل لِّأَزۡوَ ٰ⁠جِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاۤءِ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ یُدۡنِینَ عَلَیۡهِنَّ مِن جَلَـٰبِیبِهِنَّۚ ذَ ٰ⁠لِكَ أَدۡنَىٰۤ أَن یُعۡرَفۡنَ فَلَا یُؤۡذَیۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورࣰا رَّحِیمࣰا

Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Dalam ayat Lain,  Allah Azza Wajalla Berfirman :
وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَـٰتِ یَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَـٰرِهِنَّ وَیَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا یُبۡدِینَ زِینَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَاۖ وَلۡیَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُیُوبِهِنَّۖ وَلَا یُبۡدِینَ زِینَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَاۤىِٕهِنَّ أَوۡ ءَابَاۤءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَاۤىِٕهِنَّ أَوۡ أَبۡنَاۤءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ إِخۡوَ ٰ⁠نِهِنَّ أَوۡ بَنِیۤ إِخۡوَ ٰ⁠نِهِنَّ أَوۡ بَنِیۤ أَخَوَ ٰ⁠تِهِنَّ أَوۡ نِسَاۤىِٕهِنَّ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَیۡمَـٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّـٰبِعِینَ غَیۡرِ أُو۟لِی ٱلۡإِرۡبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفۡلِ ٱلَّذِینَ لَمۡ یَظۡهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوۡرَ ٰ⁠تِ ٱلنِّسَاۤءِۖ وَلَا یَضۡرِبۡنَ بِأَرۡجُلِهِنَّ لِیُعۡلَمَ مَا یُخۡفِینَ مِن زِینَتِهِنَّۚ وَتُوبُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِیعًا أَیُّهَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ

Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.
(Surat An-Nur 31) 

Saudariku,  bersegeralah memenuhi perintah Allah,  dan janganlah ragu untuk berjilbab, karena Allah telah menitipkan kepada Ukhti hati yang suci, kewibawaan, dan kehormatan yang mulia. Ingatlah bahwa berjilbab itu merupakan bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala Apakah engkau mau menerima seruan Allah dan mentaati perintahnya. Menutup aurat tak perlu menanti siap,  karena malaikat maut tak pernah menantimu siap.

Kriteria jilbab syar'i

Saudariku suatu pakaian dikatakan jilbab Jika ia memenuhi beberapa kriteria sebagaimana dijelaskan oleh para ulama di antara kriteria itu adalah : menutup seluruh badan,  harus longgar dan tidak ketat sehingga tidak kelihatan lekuk-lekuk tubuh, tidak menyerupai trend pakaian wanita kafir, tidak menyerupai pakaian laki-laki, kainnya harus tebal dan tidak transparan, bukan berfungsi sebagai perhiasan,  tidak diberi wewangian atau parfum,  bukan merupakan pakaian yang tampil beda.

Saudariku, perintah berjilbab adalah semata-mata untuk menutup aurat,  bukan sebagai perhiasan dan untuk menarik perhatian orang lain,  Maka hendaklah menghindari seluruh bentuk pakaian yang mengkhilafi syariat, walaupun Kebanyakan orang memandang itu adalah jilbab syar'i, padahal tidak, karena yang menjadi tolak ukur adalah syariat,  bukan pendapat orang, maka hendaklah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan,  Maka ukhti insya Allah akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Saudariku, Alasan apapun yang masih tersimpan dihatimu untuk tidak melaksanakan perintah berjilbab ini, janganlah engkau dengarkan dan engkau turuti. Semua itu hanyalah was-was setan yang dihembuskannya ke dalam hati-hati manusia, termasuk ke dalam hatimu. Bersegeralah menuju jalan ketakwaan, karena dengan begitu engkau akan melihat sosok lain yang jauh lebih baik dari dirimu pada hari ini. Engkau akan dengan segera mendapati rentetan kasih sayang Allah yang tidak pernah engkau sangka-sangka sebelumnya. Jadi, apa lagi yang kau tunggu? Bentangkanlah jilbabmu dan tutupilah cantikmu. Belajarlah menghargai dirimu sendiri dengan menjaga jilbabmu, maka dengan begitu orang lain pun akan ikut menghargai dirimu.

Oleh : Rizqi Mujahid Fillah

Madinah,  30 Mei 2020

Komentar

Postingan Populer