Mengenal lebih dalam Definisi KUSUF dan KHUSUF (Gerhana)
KUSUF secara Bahasa التغير perubahan
Atau juga bisa dikatakan
إذا ذَهَب ضوؤها واسودَّت/ إذا ذهَب نورُه وتغيَّر إلى السَّواد
Apabila hilang/terhalang nya cahaya atau sinarnya (Matahari, Bulan) Dan berubah menjadi hitam. (Lisanul Arab : 2/298)
Terjadi silang pendapat mengenai lafadznya dalam pandangan para ulama
ada yang mengatakan
الكُسوف في أوَّله، والخُسوف في آخِرِه
KUSUF itu di awalnya, sedangkan KHUSUF itu diakhirnya.
Atau juga ada yang mengatakan
الكسوف ذَهابُ النُّور بالكليَّة، والخسوفُ إذا ذَهَب بعضُها
KUSUF itu hilang cahayanya secara keseluruhan, sedangkan KHUSUF apabila hilang sebagiannya
Atau juga bisa dikatakan
الكُسوف للشَّمس، والخسوفُ للقَمَر.
KUSUF itu untuk Matahari, sedangkan KHUSUF untuk Bulan. Dan ini yang Masyhur dikalangan fuqoha
Atau juga dikatakan
هما بمعنًى واحد
Keduanya (KUSUF dan KHUSUF) bermakna sama.
(Kasyaful Qina' : 2/60)
Namun, yang lebih benar adalah kusuf Dan khusuf bermakna Sama, karena begitulah yang datang dari hadits mengenai ini, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam kadang menyebut Kusuf (Riwayat Bukhori no. 1040, Muslim no. 904), dan juga dalam Riwayat lain disebutkan khusuf (Riwayat Muslim no. 901) , dan para sahabat mengatakan ketika peristiwa Gerhana Matahari, sebagiannya menyebut Kusuf (Bukhori no. 1060, Muslim no. 915) Dan sebagian juga menyebut Khusuf ( Bukhori No. 1052). namun didalam Nash Al-Qur'an menyebutkan bahwa Khusuf itu penggunaan nya untuk bulan.
Diantara Hikmahnya adalah
Allah Azza wajalla mengatakannya dalam rangka memberikan rasa takut kepada hamba-hambanya akan kebesarannya agar mereka kembali kepada-Nya, Dengan segera bertaubat beristighfar, Menganggap gerhana sebagai fenomena alam semata adalah keyakinan rusak dan batil. Dari Abi Bakrah Radhiallahu anhu ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda :
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ، وَلَكِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ
Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan keduanya tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau kehidupan seseorang. Akan tetapi dengan keduanya Allah Ta'ala memberikan rasa takut kepada para hamba-Nya.
(H.R Bukhari no. 1021, dan Muslim no. 897)
Semoga Allah mudahkan kita untuk terus mengingat bahwa dunia adalah tempat persinggahan, sehingga kita terus menyiapkan diri menuju perubahan yang lebih baik. Aamiin ya Rabbal Alaamiin
Akhukum Rizqi Mujahid Fillah
Komentar
Posting Komentar