Imam Syafii Mengecam Ilmu Kalam/Filsafat
Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi
Disebut ilmu kalam karena ilmu ini hanyalah dibangun di atas ucapan, pendapat dan logika semata, tanpa dibangun di atas dalil Al-Qur'an dan Sunnah yang shohih. Ilmu kalam sangat terpengaruh banyak oleh ilmu manthiq dan filsafat Yunani yang muncul berabad-abad sebelum datangnya Islam.
Islam tidak membutuhkan ilmu ini sama sekali karena ilmu ini hanyalah berisi kejahilan, kebingungan, kesesatan dan penyimpangan. Hal ini telah diakui oleh para pakar ahli kalam yang telah lama mendalami ilmu ini.
Imamul Haromain al-Juwaini, beliau berkata: Wahai sahabat-sahabatku, janganlah kami sibuk dengan ilmu kalam. Seandainya saya tahu bahwa hasil ilmu kalam adalah seperti yang menimpa diriku, niscaya saya tidak akan menyibukkan diri dengan ilmu kalam. (Al-Mantsur Minal Hikayat was Sualat hlm. 51 oleh Al-Hafizh Muhammad bin Thohir al-Maqdisi).
Imam al-Ghozali juga menjelaskan dampak buruk ilmu kalam secara jelas lalu berkata: "Mungkin nasehat seperti ini kalau seandainya engkau mendengarnya dari seorang ahli hadits atau ahli sunnah tentu terbetik dalam hatimu bahwa manusia adalah musuh apa yang tidak mereka ketahui. Namun dengarkanlah hal ini dari seorang yang menyelami ilmu kalam dan berkelana panjang sehingga sampai kepada puncaknya ahli kalam”. (Ihya Ulumuddin hlm. 92)
Demikian juga Fakhruddin ar-Rozi, pakar ahli kalam, beliau pernah mengatakan:
نِهَايَةُ إِقْدَامِ الْعُقُوْلِ عِقَالُ
وَأَكْثَرُ سَعْيِ الْعَالمَِيْنَ ضَلاَلُ
وَأَرْوَاحُنَا فِيْ وَحْشَةٍ مِنْ جُسُوْمِنَا
وَغَايَةُ دُنْيَانَا أَذَى وَوَبَالُ
وَلَمْ نَسْتَفِدْ مِنْ بَحْثِنَا طُوْلَ عُمْرِنَا
سِوَى أَنْ جَمَعْنَا فِيْهِ قِيْلَ وَقَالُوْا
Akhir dari mengedepankan akal hanyalah kemandegan
Kebanyakan usaha manusia adalah kesesatan
Ruh yang ada di badan kami selalu dalam kegundahan
Ujung dari dunia kami adalah kemurkaan
Kami tidak memetik hasil apa pun sepanjang umur
Selain hanya mengumpulkan kabar burung. (Lihat Dar`u Taarudh al-Aql wan Naql 1/159-160 oleh Ibnu Taimiyah, Thabaqat asy-Syafiiyah 2/82 oleh Ibnu Qadhi Syuhbah).
Oleh karena itulah para ulama telah mengingatkan kepada kita agar waspada dan menjauhi ilmu ini sejauh-jauhnya. Di antara deretan para ulama tersebut adalah Imam Syafi'i.
Imam adz-Dzahabi berkata: "Telah mutawatir dari Imam Syafi'i bahwa beliau mencela ilmu kalam dan ahli kalam. Beliau adalah seorang yang semangat dalam mengikuti atsar (sunnah) baik dalam masalah aqidah atau hukum fiqih". (Mukhtashor Al-Uluw hlm. 177).
Ucapan Imam Imam Syafi’I begitu banyak, di antaranya:
الْعِلْمُ بِالْكَلاَمِ جَهْلٌ
“Mempelajari ilmu kalam adalah kejahilan (kebodohan)”. (Hilyatul Auliya 9/111)
Beliau juga berkata:
حُكْمِيْ فِيْ أَهْلِ الْكَلاَمِ أَنْ يُضْرَبُوْا بِالْجَرِيْدِ، وَيُحْمَلُوْا عَلَى الإِبِلْ، وَيُطَافُ بِهِمْ فِي الْعَشَائِرِ، يُنَادَى عَلَيْهِمْ : هَذَا جَزَاءُ مَنْ تَرَكَ الْكِتَابَ وَالسُّنَّةَ وَأَقْبَلَ عَلَى الْكَلاَمِ
“Hukumanku bagi ahli kalam adalah dipukul dengan pelepah kurma, dan dinaikkan di atas unta, kemudian dia kelilingkan ke kampung seraya dikatakan pada khayalak: Inilah hukuman bagi orang yang berpaling dari Al-Qur’an dan sunnah lalu menuju ilmu kalam/filsafat".(Manaqib SyafiI al-Baihaqi 1/462, Tawali Tasis Ibnu Hajar hal. 111, Syaraf Ashabil Hadits al-Khathib al-Baghdadi hal. 143. Imam adz-Dzahabi berkata dalam Siyar A'lam Nubala' 3/3283: "Ucapan ini mungkin mutawatir dari Imam Syafi'i".)
Imam as-Samani berkata setelah membawakan ucapan-ucapan seperti ini: "Inilah ucapan Imam SyafiI tentang celaan ilmu kalam dan anjuran untuk mengikuti sunnah. Dialah imam yang tidak diperdebatkan dan terkalahkan". (Al Intishar li Ashabul hafits hlm. 8)
Syaikh Dr. Abdur Rozzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad berkata: Aneh bin ajaibnya, seringkali kita dapati kitab-kitab yang dibangun di atas ilmu kalam/filsafat tetapi dalam sampul depannya tertulis pengaranganya adalah fulan bin fulan Asy-SyafiI, padahal Imam SyafiI berlepas diri darinya, bahkan beliau sangat keras melarang dan memperingatkan dari ilmu kalam, bahkan beliau mengatakan: Seandainya seorang berwasiat harta untuk ahli ilmu maka tidak masuk di dalamnya ahli kalam karena mereka bukan ahli ilmu.
Saya juga pernah dalam berbagai kesempatan memberikan pelajaran di sebagian orang yang bermazdhab Syafii. Tatkala saya nukilkan kepada mereka ucapan-ucapan Imam SyafiI seperti ini, mereka heran dan bertanya-tanya: Di mana kita bisa mendapati ucapan Imam SyafiI seperti tadi, padahal mereka adalah bermadzhab SyafI (yang seharusnya lebih tahu). Hal itu karena tidak disampaikan kepada mereka ucapan-ucapan Imam SyafiI sesungguhnya, tetapi yang disampaikan kepada mereka adalah sampah-sampah ahli kalam dan kitab-kitab ahli kalam yang dikira sebagai aqidah Imam SyafiI padahal sebenarnya bukan". (Syarah Aqidah Imam SyafiI karya al-Barzanji hlm. 3-5 sebagaiman dalam webset resmi beliau).
Maka waspadalah dari ilmu filsafat dan ahli filsafat. Jangan mengambil ilmu dari mereka jika kamu ingin selamat.
Komentar
Posting Komentar