"Sanjungan Ulama Dunia Untuk Syeikh al Albani, Ahli Hadits Abad Ini"
Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi
Dunia menjadi saksi atas kedustaan tuduhan sebagian kalangan merendahkan ilmu Syeikh Al Albani dalam bidang hadits, dimana seluruh para ulama bersepakat memuji al-Albani dan mengakui keunggulannya dalam ilmu hadits. Seandainya saya mau nukilkan seluruh ucapan mereka, maka sangat banyak sekali, tetapi cukuplah sebagian saja:
1. Piagam Penghargaan Hadiah Raja Faishal
Pada tahun 1419 H/1999 M, Syaikh al-Albani menerima piagam penghargaan hadiah internasional raja Faishal. Dalam piagam tersebut dinyatakan: Penganugerahan ini sebagai sebuah penghargaan atas segala kesungguhan dan jerih payah beliau (al-Albani) yang sangat bernilai dalam berkhidmah terhadap hadits-hadits Nabi ( dalam bentuk pentakhrijan, penelitian dan pendalamannya. Semua upaya tersebut dalam karya-karya beliau yang banyak jumlahnya dan secara khusus kitab Irwaa-ul Ghaliil fii Takhrijil Ahaadits al-Manaaris Sabil, Silsilah al-Ahaadits ash-Shohihah, Silsilah al-Ahaadits adh-Dhaiifah, penelitian kitab Misykatul Mashaabih karya at-Tibrizi, Shohih Jami as-Shaghir wa Ziyadatuhu dan Dhaifnya.
Syaikh al-Albani termasuk tokoh yang memiliki ke-pribadian ilmiah dan sebagai seorang peneliti dan pen-jelajah dalam bidang hadits dan beliau adalah seorang pemilik madrasah yang memiliki keistimewaan, serta telah banyak memberikan sumbangan terhadap dunia hadits yang telah memperkaya taman keilmuaan. Kini segala jerih payah dan karya-karyanya menjadi referensi bagi para mahasisiwa penuntut ilmu, dan ikut andil dalam membantu mereka yang ingin mempelajari Sunnah Nabi. (Lihat copian Piagam serta terjemahan selengkapnya dalam buku Biografi Syaikh al-Albani 166-170 oleh Ustadzuna Abu Abdillah Mubarak Ba Muallim, cet. Pustaka Imam asy-Syafii).
2. Ulama India
Syaikh al-Muhaddits Abdush Shamad Syarafuddin, pengedit kitab Sunan Kubra karya Imam an-Nasa'i dan Tuhfatul Asyraf oleh al-Mizzi telah menulis surat pada al-Albani t sebagai berikut: Telah sampai sepucuk surat kepada Syaikh Ubaidullah ar-Rahmani, ketua Jamiah as-Salafiyyah dan penulis Miraah al-Mafaatih Syarah Misykah al-Mashabih sebuah pertanyaan dari lembaga fatwa Riyadh Saudi Arabia tentang hadits yang sangat aneh lafazhnya, agung maknanya dan memiliki korelasi erat dengan zaman kita. Maka, seluruh ulama di sini semua bersepakat untuk mengajukan pertanyaan tersebut kepada seorang Ahli Hadits yang paling besar abad ini yaitu Syaikh al-Albani, Alim Robbani. (Hayatul Albani I/67, Majalah at-Tauhid, Mesir th. 28 Edisi 8/ Syaban/th. 1420 H, hal. 45).
3. Samahatusy Syaikh al-Allaamah Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh, mufti kerajaan Saudi Arabia dahulu dalam Fataawaanya (IV/92), beliau mensifati al-Albani Pembela Sunnah dan al-Haq serta penghujat ahli bathil.
4. Samahatusy Syaikh al-Allaamah Abdul Aziz bin Baaz, mufti Saudi Arabia kedua berkata: Saya tidak pernah mengetahui seorang di atas bumi yang lebih alim dalam bidang hadits pada masa kini yang mengungguli Syaikh al-Albani. (Majalah al-Ashalah, Yordania th. 4 Edisi 23/Syaban/th. 1420 H hal. 76).
5. Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin berkata mensifati al-Albani: Ahli Hadits negeri Syam, pemilik ilmu yang sangat luas tentang hadits secara riwayah dan dirayah. Alloh telah menganugerahkan manfaat yang banyak kepada manusia melalui karya-karya ilmiahnya berupa ilmu dan semangat mempelajari ilmu hadits.
Beliau juga mensifati: Imam ahli hadits. Saya belum mendapati seorang pun yang menandinginya di zaman ini. (Lihat Hayatul Albani II/543 oleh Muhammad bin Ibrahim asy-Syaibani).
6. Syaikh al-Allaamah Abdul Muhsin bin Hamd al-Abbad, pengajar di Masjid Nabawi sekarang berkata: Syaikh al-Allaamah al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albani. Saya tidak menjumpai orang pada abad ini yang menandingi kedalaman penelitian haditsnya.
(Lihat Rifqan Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah hal. 35-36 dan ar-Radd alar Rifai wal Buthi hal. 78-80).
7. Syaikh Dr. Bakr bin Abdillah Abu Zaid, anggota komisi fatwa Saudi Arabia sekarang berkata dalam at-Tahdzir min Mukhtasharat as-Shabuni fi Tafsir hal. 41 membantah ucapan Muhammad Ali ash-Shabuni bahwa al-Albani tidak pandai hadits: Ini merupakan kejahilan yang sangat dalam dan pelecehan yang keterlaluan, karena kehebatan ilmu al-Albani dan perjuangannya membela Sunnah dan aqidah Salaf sangat populer dalam hati para ahli ilmu. Tidak ada yang mengingkari hal itu kecuali musuh yang jahil. Saya tidak mau memperpanjang bahasan, saya serahkan hukumnya pada saudara pembaca.
Dan masih banyak lagi kata-kata berlian yang muncul dari para ulama Ahlus Sunnah sebagai pujian terhadap al-Albani yang sengaja tidak kami nukilkan karena khawatir terlalu panjang, di antaranya Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh, ketua komisi fatwa Saudi Arabia sekarang, Syaikh Dr. Abdulloh bin Abdur Rahman al-Jibrin, Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadii (Ahli Hadits Yaman), Syaikh Humud at-Tuwaijiri, Syaikh al-Allaamah Hammad al-Anshari (ahli hadits Madinah) dan lain sebagainya banyak dan banyak sekali. (Lihat Masaail Ilmiyyah fii Dawah wa Siyasah Syariyyah hal. 35-37 oleh Syaikh Ali Hasan al-Halabi dan al-Imam al-Albani Durusun wa Mawaqif wa Ibar hlm. 217-230 DR. Abdul Aziz as-Sadhan).
Sungguh kami merasa sangat heran sekali dan bertanya-tanya dalam hati sendiri: Mungkinkah ucapan-ucapan indah para ulama tersebut tidak diketahui oleh si pencela?! Ataukah dia mengetahuinya tetapi alergi untuk meliriknya karena hawa nafsu dan kedengkian yang mengurat di hatinya?!! Ah, ndak tahulah, mana yang benar, tetapi yang pasti keduanya adalah sama-sama pahit rasanya.
فَإِنْ كُنْتَ لاَ تَدْرِيْ فَتِلْكَ مُصِيْبَةٌ
وَإِنْ كُنْتَ تَدْرِيْ فًالْمُصِيْبَةُ أَعْظَمُ
Bila engkau tidak tahu, maka itu musibah
Dan bila engkau tahu, maka musibahnya lebih besar.
Komentar
Posting Komentar