SEANDAINYA ISLAM MENANG LEWAT JALUR DEMOCREZI
Kebayang ngga' seandainya Islam hari ini dimenangkan dgn Demokrasi.
Anak cucu kita nanti pasti akan menjadikan Plato dan Aristoteles sebagai Nabi.
Sementara Rosululloh sholallohu alaihi wasallam akan dicaci karena menunjukkan jalan perjuangan yang penuh onak dan duri.
Para Ulama juga akan mendefinisikan ulang makna jihad yang artinya bersungguh sungguh berperang melawan orang² kafir menjadi bersungguh sungguh mendulang suara.
Ibadah ribath yang artinya berjaga di jalan Alloh, yang membuat mata tidak tersentuh api neraka diganti menjaga dan menjadi saksi di bilik suara dengan pahala yang sama, sorga.
Para Da'i pun sudah tidak menyeru kepada Islam tapi menyeru kepada ashobiah partai, kelompok dan golongan, kepada sosok yang tiba² tampak sholeh ketika ada maunya..
Janji janji manis ketika kampanye ibarat sabda yang tidak ada dusta. Sementara Firman Alloh tentang janji surga bagi yang bersabar dianggap omong kosong belaka.
Para Ulama yang Hanif yang ikhlas dan dicap sebagai pengkhianat karena keteguhanya menjaga ummat tetap lurus dijalan perjuangan.
Suara teriakan mereka untuk menyadarkan manusia tenggelam oleh suara suara syahwat kekuasaan.
Para ulama Ushul fiqh pun akan memformat ulang dhorutiyatul khomsah dari yang paling pertama adalah terjaganya Dien/agama ditaruh menjadi urutan kelima.
Sementara terjaganya harta dunia, selamat jiwa, badan tak terluka Itu yang utama.
Anak cucu kita akan lupa dgn Kholid bin Walid, qo'qo, Barro' bin malik, Abu Ubaidah dan Mutsanna. Para panglima yang memenangkan Islam atas kekafiran dgn tusukan tombak dan tebasan pedangnya. Karena itu adalah perilaku orang² barbar tak berperadaban katanya.
Demokrasi lah jalan perjuangan ternyaman, tanpa tetesan darah dan air mata. Cukup dgn satu tusukan kertas di bilik suara. Kemudian bermimpi para dedengkot kekafiran tunduk hina dan rela diatur dgn hukum yang selalu mereka nista.
Fa'Taburu.,...Ya...Ulul Abshor
COPAS
☕ Silahkan disebarkan, semoga bermanfaat, Allah berkahi dan mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya. Aamiin ☕
Barakallah fikum.
Ditulis oleh,
Ustadz. Abu Abdillah Fadlan Fahamsyah, Lc. M.H.I حَفِظَهُ اللهُ تَعَال
Komentar
Posting Komentar