khot Rosm Utmani kata nikmat

Sadarkah anda bahwa lafadz (نعمة) yg terdapat di surat Ibrahim ditulis dengan cara berbeda dari ayat yg terdapat di surat An Nahl padahal kedua ayat tersebut sangat mirip?
Mengapa demikian?

Hal tersebut bisa dipandang dari dua sisi :
1. Dari segi Qiroat.
Dalam riwayat Hafs, maka saat kita berhenti pada lafadz نعمت disurat Ibrohim kita berhenti dengan huruf ta = ni'mat, namun pada surat An Nahl kita berhenti dengan membaca huruf ha = ni'mah. Namun hal berbeda terjadi dengan Qiroat Ibnu Katsir, Abu 'Amar & Kisai, sebab baik di surat Ibrahim atau An Nahl, mereka membacanya dgan huruf ha ketika berhenti.

2. Dari segi makna.
Sebagian ulama berusaha menggali makna yang terkandung dalam kedua ayat tersebut, mereka katakan bahwa huruf ta' pada surat Ibrohim ditulis dengan ta' mabsuthoh (terbuka) نعمت untuk menunjukkan besarnya nikmat yang Allah subhanahu wata'ala berikan kepada orang yang beriman. Sebab jika kita lihat konteks ayat tersebut maka akan kita dapati bahwa Allah subhanahu wata'ala sedang menceritakan perihal orang2 yang beriman, hal tersebut terlihat pada beberapa ayat sebelumnya yg berbunyi :

قُل لِّعِبَادِیَ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ یُقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَیُنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ سِرࣰّا وَعَلَانِیَةࣰ مِّن قَبۡلِ أَن یَأۡتِیَ یَوۡمࣱ لَّا بَیۡعࣱ فِیهِ وَلَا خِلَـٰلٌ

Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: “Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual-beli dan persahabatan"

Dan nikmat terbesar adalah keimanan yang bisa mengantarkan kita menjadi orang-orang yang meraih rahmat Allah dihari kiamat nanti, oleh sebab itu huruf ta' pada lafadz نعمت ditulis dengan terbuka ت sebagai isyarat akan besarnya nikmat tersebut. Kemudian Allah subhanahu wata'ala tutup ayat ini dengan memberikan peringatan agar kita berusaha menjauhi sifat dholim dan kufur nikmat yang merupakan ciri khas orang-orang yang tidak beriman.

Sedangkan pada surat An Nahl, lafadz نعمة ditulis dengan ta' marbuthoh lantaran konteks ayat yang ada menceritakan nikmat yang Allah subhanahu wata'ala berikan kepada seluruh manusia, baik yang beriman maupun tidak, yang mana tentu tidak termasuk di dalamnya nikmat keimanan. Namun Allah subhanahu wata'ala kemudian menjelaskan bahwa siapapun orangnya, jika mau bertaubat kepada Allah ta'ala, maka niscaya Allah akan menerima taubatnya dan merahmatinya. Oleh sebab itu Allah menutup ayat ini dengan menyebutkan : "Sesungguhnya Allah adalaha Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Wallahu a'lam.

Referensi :
I'jaz Ar Rosm, Muhammad Syamlul
Fathul Qodir, Syaukani

Komentar

Postingan Populer