Memperbaharui Niat dan Keikhlasan lillah, Demi Mencari Keridhoan Allah


Maimun bin Mihran menasehatkan (W:116 H)
«إنَّ أعْمالَكُمْ قَلِيلَةٌ، فَأخْلِصُوا هَذا القَلِيلَ»
Sesungguhnya amalan-amalan kalian sedikit, Maka ikhlaskan yang sedikit itu (Hilyah Aulia : 4/92) 

Az-Zubair bin al-‘Awwaam radhiallau ‘anhu juga berkata :
من استطـاع أن تكون له خبيئة من عمل صالــح فليفعل .

“Barang siapa yang mampu untuk memiliki amalan shalih yang tersembunyikan maka lakukanlah” (Az-Zuhd karya Abu Dawud hal. 119)

Syarat diterima nya amal, salah satunya adalah Dilakukan dengan ikhlas. Amal yang dilakukan untuk tendensi dunia atau pujian orang lain tidak akan diterima.

Dalil mengenai Ikhlas terdapat dalam Quran surat albayyinah ayat 5
وَمَاۤ أُمِرُوۤا۟ إِلَّا لِیَعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخۡلِصِینَ لَهُ ٱلدِّینَ حُنَفَاۤءَ وَیُقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَیُؤۡتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَ ٰ⁠لِكَ دِینُ ٱلۡقَیِّمَةِ
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).

Bisa jadi, Hari ini bersih dan ikhlas, besok bisa ternoda dan berubah niat. Jauhi juga menulis status di sosmed, yang membuat hancurnya amal, misalnya
Status : Walaupun lelah yang penting demi umat...

Maka, Hendaklah kita berusaha menjaga Keikhlasan hanya untuk Allah semata dalam segala amalan, dengan tidak menyekutukannya. karena sesungguhnya dia yang berhak disembah.

Komentar

Postingan Populer