Berlebihan dalam Walimah
Orang tua yang telah memahami ujian-ujian dalam berumah tangga hendaknya tidak berlaku israf (berlebihan) dalam resepsi dan walimah nikah. Mungkin masalah israf atau tidaknya tergantung pada urf, baik dari segi zaman, tempat maupun kondisi finansial.
Adakalanya bagi sebagian golongan (karena kekayaan mereka), menghabiskan ratusan juta 'hanya' untuk hajat pernikahan bukanlah israf. Tapi jika golongan ini memiliki banyak keluarga yang masih faqir, maka boleh jadi ini merupakan israf. Terutama jika fuqara dari keluarganya diundang dan melihat kemewahan yang hanya sementara (yaitu walimah). Bahkan hanya berlaku sekian jam (sesuai durasi sewaan gedung). Sementara para fuqara ini selama ini kurang dapat sokongan bantuan dari yang bersangkutan.
Maka, hendaknya mendidik mindset anak menjelang nikah untuk memahami bahwa akad dan resepsi itu sebentar dan sementara. Adapun setelahnya itu banyak ujian, yang segala kemewahan boleh jadi tak bisa menjadi penebusnya.
Sebagian orang tua (terutama terhadap putrinya) mungkin berpandangan: mumpung hari spesial, toh cuma sekali seumur hidupnya, dan seterusnya untuk melegalisir kemewahan berlebihan. Agar dia berbahagia di hari pernikahan. Agar banyak foto-foto kenangan menunjukkan betapa mewahnya dulu saat nikah.
Wahai para bapak para ibu, foto-foto itu...
Foto-foto kenangan pernikahan tidak akan bermanfaat jika kelak rumah tangga retak dan berpisah. Semua itu hanya menambah luka, kesedihan, tidak terima takdir dan rasa sakit.
Foto-foto kenangan pernikahan juga tidak menambah derajat di sisi Allah jika keluarga langgeng.
Bahkan sebagian ulama mengharamkannya.
Apa artinya kenangan bermewah yang berlebih jika kelak dapat ujian kemiskinan, tunggakan, hutang dan permasalahan rumah tangga?!
Jika ingin memegahkan pernikahan anak, syaratkan agar tidak berlebihan, tidak mubadzir makanan, dan azamkan bahwa sedekah ke fuqara secara konsisten jauh lebih baik daripada resepsi yang sejenak.
Oleh : Hasil Al jaizy
Komentar
Posting Komentar